KARYA
TULIS ILMIAH
KARAKTERISTIK
IBU HAMIL YANG MENGALAMI
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RUMAH SAKIT
UMUM
DAERAH KARAWANG
TAHUN
2007-2008
NAMA : CENDY SISTARANI
NIM : 030206112
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MEDIKA CIKARANG
TAHUN 2009
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya tulis ilmiah ini telah disetujui,
diperiksa dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim
penguji KTI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medika Cikarang
Bekasi, Agustus 2009
Pembimbing I
Mujtahid, SKM
Pembimbing II
Hj. Handayani, SSiT, M.Kes
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan
disahkan oleh Tim penguji Ujian Sidang KTI Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medika
Cikarang guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai gelar Diploma III
Kebidanan (AM.Keb), pada tanggal 4 Agustus 2009
Dengan
Susunan Tim Penguji
Tanda Tangan
|
Tanggal
|
|
Sebagai Penguji I
Sebagai Penguji II
Sebagai Penguji III
|
...................................
...................................
...................................
|
07-08-09
07-08-09
07-08-09
|
Mengetahui,
Ketua
Prodi D III Kebidanan
Hj. Handayani, S. SiT, Mkes
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Cendy Sistarani
Tempat /Tanggal lahir: Jakarta, 14 Maret 1987
Agama : Islam
Alamat : Kp. Tapak Serang No. 57 Rt
10/04
Ds.
Lenggah Jaya, Kec. Cabangbungin, Bekasi
Pendidikan : Mahasiswa STIKes Medika
Prodi D III Kebidanan
Semester
VI
Pekerjaan : Mahasiswa
Profesi
lainnya : -
Tanda Tangan
(Cendy Sistarani)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Karakteristik
Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di RSUD Karawang Tahun 2007-2008”
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat mengikuti ujian akhir Program Diploma III Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Medika Cikarang.
Penulis menyadari bahwa dalam membuat proposal KTI ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan yang dimiliki penulis. Semoga KTI ini dapat bermanfaat dan
berguna khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang perlu untuk
perbandingan dan pengembangan penelitian selanjutnya.
Dalam menyusun proposal
ini, penulis mempunyai banyak kesulitan. Akan tetapi berkat bantuan yang
berharga dari banyak pihak, maka penulis dapat menyelesaikan proposal KTI ini
sebagaimana mestinya. Untuk itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Drg. Eddy Suharso, S.H,
M. Kes. selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Medika Cikarang.
2.
Drs. Heru Turdja’i, SKM, M. Kes. selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes Medika
Cikarang.
3.
Dr. Williyanti, SpKK,
M. Kes. selaku Wakil Ketua
II Bidang Administrasi Keuangan Mahasiswa STIKes Medika Cikarang.
4.
Paulus
Ola, S. Kep. selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIKes Medika Cikarang.
5.
Hj.
Handayani, S. SiT, M.Kes. selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Medika
Cikarang dan selaku Dosen Pembimbing II Stikes Medika Cikarang.
6.
Mujtahid,
SKM selaku
Dosen Pembimbing I Stikes Medika Cikarang.
7.
Elida
Pujiwati, AM. Keb. selaku Wali Kelas Semester VI Kebidanan STIKes Medika
Cikarang.
8.
Semua
Dosen dan Staf STIKes Medika Cikarang yang telah turut membantu, membimbing,
dan memotivasi dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
9.
Kedua
Orang Tua, khususnya ibunda tercinta dan saudara – saudara ku, yang telah
memberikan dukungan baik moral maupun material.
10. Teman – teman seperjuangan yang selalu berbagi di kala
suka maupun duka.
Penulis berharap semoga laporan penelitian ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Cikarang, Agustus 2009
Penulis
PROGRAM STUDI
DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDIKA CIKARANG
KARYA TULIS ILMIAH, Agustus
2009
ABSTRAK
CENDY SISTARANI
Gambaran
Karakteristik pada Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum di Rumah
Sakit Umum Daerah Karawang Tahun 2007-2008
Jumlah Halaman : vii, 47 halaman,
9
tabel, 3 lampiran
Mual dan
muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida. Satu
diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah
yang disebut hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum yang yang tidak
mendapatkan penanganan yang baik dapat pula menyebabkan kematian pada ibu hamil
(Prawihardjo, 2005).
Untuk memperoleh gambaran hiperemesis
gravidarum, gravida, mola hidatidosa, kehamilan
ganda, pendidikan dan status pekerjaan.
Metode ini menggunakan data sekunder untuk mengetahui karakteristik ibu
hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang Tahun 2007-2008.
Berdasarkan hasil penelitian pada 38 ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum,
sebagian besar
terjadi pada
hiperemesis gravidarum tingkat I sebanyak 78,9%, primi
gravida sebanyak 57,9%, pendidikan SMA
50%, Status tidak bekerja 68,4%, sedangkan mola hidatidosa dan kehamilan ganda
0%.
Dari 38 ibu hamil
yang mengalami hiperemesis
gravidarum, hiperemesis gravidarum tingkat I sebanyak 78,9% yang sebagian besar dipengaruhi oleh faktor status
tidak bekerja ibu sebanyak 68,4%.
Tenaga kesehatan hendaknya meningkatkan pelayanan yang
berkualitas sesuai standar tanpa merugikan pasien, menerapkan ilmu pengetahuan
yang senantiasa mengalami perembangan dan meningkatkan keterampilan. Ibu hamil
dan bersalin hendaknya mencari informasi tentang kelainan yang terjadi pada
saat kehamilan dengan pemeriksaan rutin.
Bahan Bacaan : 2001-2008
DAFTAR
ISI
COVER………………………………………………………………….... i
LEMBAR
PERSETUJUAN…………………………………………….... ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………… iii
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP…………………………………………… iv
ABSTRAK………………………………………………………………… v
KATA PENGANTAR……………………………………………………. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… viii
DAFTAR
TABEL………………………………………………………… xi
DAFTAR
GAMBAR……………………………………………………… xii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………….. xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
………………………………………………….. 1
B. Rumusan
Masalah……………………………………………….. 3
C. Tujuan
Penelitian………………………………………………… 3
D. Manfaat Penelitian……………………...……………………….. 4
E. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………... 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan..........………………………………………………… 6
B. Emesis
Gravidarum........………………………………………… 9
C. Hiperemesis
Gravidarum………………………………………… 15
D. Karakteristik
Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis
Gravidarum........………………………………………………… 23
BAB III KERANGKA
KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka
konsep……………………………………………….. 25
B. Definisi
Operasional……………………………………………. 26
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain
Penelitian………………………………………………. 28
B. Populasi
dan Sampel……....……………………………..……. 28
C. Sumber
dan Jenis Data……………………………..………….. 29
D. Variabel
penelitian………………………………...………...…. 29
E. Instrumen
Penelitian………………………………………..….. 29
F. Cara
pengambilan data……………………….......……..……... 29
G. Pengolahan Data dan Analisa Data…………………………..... 30
BAB V HASIL PENELITIAN
- Hasill Analisis Data Variabel Hiperemesis Gravidarum………… 33
- Hasill Analisis Data Variabel Gravida………………………….... 34
- Hasill Analisis Data Variabel Mola Hidatidosa………………….. 35
- Hasill Analisis Data Variabel Kehamilan Ganda………………... 36
- Hasill Analisis Data Variabel Pendidikan……………………….. 36
- Hasill Analisis Data Variabel Hiperemesis Gravidarum………... 37
- Hasill Analisis Data Variabel Status Pekerjaan………………….. 38
BAB
VI PEMBAHASAN
- Keterbatasan Penelitian………………………….....…………….. 39
- Pembahasan Hasil Penelitian Terhadap Teori…………………… 39
BAB VII KESIMPULAN DAN
SARAN
- Kesimpulan…………………………....…………………………... 45
- Saran………………………….....………………………….......…. 46
DAFTAR PUSAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.
Tabel
3.1 Definisi Operasional Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis
Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang Tahun 2007-2008. hal. 25
2.
Tabel
5.1 Distribusi Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Berdasarkan Hiperemesis Gravidarum dengan Data Kategorik di RSUD Karawang Tahun
2007-2008. hal. 33
3.
Tabel
5.2 Distribusi Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Berdasarkan Gravida di RSUD Karawang Tahun 2007-2008. hal. 34
4.
Tabel
5.3 Distribusi Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Berdasarkan Gravida di RSUD Karawang Tahun 2007-2008. hal. 34
5.
Tabel
5.4 Distribusi Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Berdasarkan Mola Hidatidosa dengan Data Kategorik di RSUD Karawang Tahun
2007-2008. hal. 35
6.
Tabel
5.5 Distribusi Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Berdasarkan Kehamilan Ganda dengan Data Kategorik di RSUD Karawang Tahun
2007-2008. hal. 36
7.
Tabel
5.6 Distribusi Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Berdasarkan Pendidikan dengan Data Kategorik di RSUD Karawang Tahun 2007-2008.
hal. 36
8.
Tabel
5.7 Distribusi Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Berdasarkan Status Pekerjaan dengan Data Kategorik di RSUD Karawang Tahun
2007-2008. hal. 37
9.
Tabel
5.8 Distribusi Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Berdasarkan Jenis Pekerjaan dengan Data Kategorik di RSUD Karawang Tahun
2007-2008. hal. 38
DAFTAR
GAMBAR
1. Gambar
3.1 Kerangka Konsep Penelitian Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami
Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Krawang Tahun 2007-2008.
DAFTAR
SINGKATAN
1.
World Health
Organisation (WHO)
2.
Persatuan Bangsa-Bangsa
(PBB)
3.
Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI)
4.
Angka Kematian Ibu
(AKI)
5.
Association of Southeast
Asian Nations (ASEAN)
6.
Human Chorionic
Gonadotropin (HCG)
7.
Rumah Sakit (RS)
8.
Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD)
LAMPIRAN
1.
Suarat izin penelitian dari
pihak Rumah Sakit
2.
Daftar isian nama-nama
pasien dengan cara rekam medik
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan
bersalin adalah masalah besar bagi negara-negara berkembang. Di negara miskin,
sekitar 20-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal yang berkaitan dengan
kehamilan. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organisation (WHO) sebagai badan PBB yang menangani
masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan
di dunia mencapai 515.000 jiwa setiap tahun (WHO, 2008).
Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup, sebagai angka tertinggi di
ASEAN. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh berbagai penyebab yang
kompleks, yaitu sosial, budaya, ekonomi, tingkat pendidikan, fasilitas
pelayanan kesehatan, dan gender, dan penyebab langsung kematian ibu di
Indonesia adalah perdarahan, infeksi, eklamsi, partus lama dan komplikasi
abortus. Hal ini menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas
pemerintah.
Kehamilan merupakan
suatu peristiwa yang unik dan penuh misteri bagi setiap pasangan suami istri.
Setiap kehamilan diharapkan dapat berakhir aman dan sejahtera baik bagi ibu
maupun bagi janinnya, oleh karena itu pelayanan kesehatan maternal yang bermutu
sangatlah penting dan semua perempuan diharapkan dapat
memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan tersebut.
Mual (nausea) dan
muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada
kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi
setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo, 2005).
Mual dan muntah
terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida. Satu diantara
seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem
saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang
berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu
dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.
Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
Hiperemesis gravidarum yang yang tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat
pula menyebabkan kematian pada ibu hamil (Prawihardjo, 2005).
Frekuensi kejadian hiperemesis
gravidarum adalah 2 per 1000 kehamilan (Mochtar, 1998).
Di Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang terdapat 1.245 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya selama tahun
2007-2008 dan 38 diantaranya mengalami hiperemesis gravidarum. Oleh karena itu
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Karakteristik Ibu Hamil yang
Mengalami Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umam Daerah Karawang tahun 2008.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian pada latar
belakang diatas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah
bagaiman mengetahui karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum di Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang Tahun 2007-2008.
C.
Tujuan
Penelitian
a.
Tujuan
Umum
Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah
tahun 2008.
.
b.
Tujuan
Khusus
1)
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu
hamil dengan
hiperemesis garvidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang tahun 2007-2008.
2)
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu
hamil dengan
hiperemesis garvidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
berdasarkan gravida tahun 2007-2008.
3)
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan hiperemesis garvidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
berdasarkan
riwayat molahidatidosa tahun 2007-2008.
4)
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil yang mengalmi
hiperemesis garvidarum di Rumah
Sakit Umum Daerah Karawang berdasarkan
kehamilan ganda tahun 2007-2008.
5)
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan hiperemesis garvidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
berdasarkan
pendidikan tahun 2007-2008.
6)
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan hiperemesis garvidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
berdasarkan
pekerjaan tahun 2007-2008.
7)
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil dengan hiperemesis garvidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang
berdasarkan pendapatan tahun 2007-2008.
D.
Manfaat
Penelitian
a.
Bagi penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar khususnya tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan hiperemesis gravidarum.
b.
Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai
sarana kepustakaan dan menambah informasi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan
kebidanan khususnya pada kehamilan.
c.
Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi pegawai/bidan di Rumah
Sakit Umum Daerah Karawang untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
khususnya ibu hamil.
d.
Ruang
Lingkup Penelitian
Karya tulis ini memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengambil data tentang hiperemesis gravidarum dan akan
dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang pada Mei - Juli 2009. Data
yang diambil adalah semua data ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
tahun 2007-2008.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Kehamilan
a.
Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa
dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280
hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Saifuddin, 2002).
Kehamilan matur (cukup bulan)
berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300
hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan
premature, sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur (Manuaba,
2005).
Kehamilan adalah masa dimulai
dari ovulasi sampai partus, kira-kira 280 hari (40 minggu) (Prawihardjo, 2002).
b.
Usia Kehamilan
Menurut
Wiknjosastro, 2005, kehamilan
dibagi dalam 3 trimester:
1)
Trimester
I (konsepsi sampai 12 minggu).
2)
Trimester
II (12 minggu sampai 28 minggu).
3)
Trimester
III (28 minggu sampai 40 minggu).
c.
Tanda-tanda kehamilan
1)
Amenorhoea
Gejala
pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal yang diharapkan. Bila
seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan mendadak berhenti, ada
kemungkinan hamil. Tetapi meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari
sebelum memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk
memastikan adanya kehamilan.
Haid yang
terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada umumnya memang akibat adanya
kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid.
Haid dapat tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga
akibat makan obat-obat tertentu.
Selain
kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab
keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus normal.
2)
Perubahan pada payudara
Banyak
wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid. Bila terjadi
kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin bertambah. Payudara
menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa
berdenyut dan kesemutan pada putting susu.
Perubahan
diatas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita, estrogen dan progesterone yang
dihasilkan oleh uri (plasenta). Hormon-hormon
ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu
membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut
disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.
3) Mual
dan muntah
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung
mengalami mual dan muntahmuntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya
cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga
disebabkan oleh peningkatan kadar hormon kelamin yang diproduksi selama hamil.
Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah
menyesuaikan diri.
4) Sering
kencing
Pada awal kehamilan ginjal bekerja dan
kandung kencing sepat penuh.
d.
Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi
Pada Wanita Hamil
1) Perubahan
fisik
a)
Mudah mengantuk
b) Sering
buang air kecil
c) Mual
dengan atau tanpa muntah atau mengeluarkan air secara berlebihan
d) Rasa
panas dalam perut dan mengganggu pencernaan, gas dalam perut dan rasa kembung
e) Enggan
makan dan mengidam
f) Pembesaran
pada payudara
2) Perubahan
psikologis
a) Emosional,
mudah marah, suasana hati yang beragam, cengeng
b) Perasaan
was-was, takut, elasi (rasa senang yang berlebihan yang ditandai dengan
meningkatnya aktivitas fisik dan mental).
B. Emesis
Gravidarum
a.
Pengertian
Emesis gravidarum adalah muntah-muntah
pada wanita hamil (Kamus Kedokteran). Keadaan ini biasanya didahului rasa mual
(nausea).
Mual dan muntah sering terjadi pada
60-80% Primigravida dan 40-60% Multigravida. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Rasa mual biasanya
dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat.
Namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga 9 bulan (kehamilan yang
menyenangkan).
Kedua hal itu adalah gejala yang wajar
dan sering didapati pada sebagian besar ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah
ini terjadi di pagi hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga
terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari.
Mual dan muntah ini terjadi pada minggu
ke 6 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12
minggu pertama kehamilan.
b.
Penyebab Emesis
Gravidarum
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat
diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin) dalam serum (Wiknjosastro, 1999).
Ada anggapan bahwa kadar hormon estrogen
yang tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil
untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen
yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan
kehamilan.
Dalam kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam sistem
pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan asam dalam
lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat menjelaskan secara pasti
penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal
ini terjadi pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya.
Pada bulan-bulan awal
dan pertengahan kehamilan. Hal ini disebabkan makanan yang buruk dan rahim yang
mudah teriritasi.
Selain faktor fisik,
faktor emosional juga punya andil besar dalam menyebabkan mual dan muntah pada
kehamilan. Para wanita yang mengalami mual
berkepanjangan kelihatannya mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya
atau orang tua mereka.
Dalam masyarakat
primitif yang cara hidupnya lebih sederhana, lebih santai dan tidak banyak
tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu hamil yang mengalami rasa mual ini.
Ketidakstabilan emosi dan keadaan sosial lingkungan dapat menjadi pemicu
terjadinya emesis gravidarum.
Pola makan calon ibu
sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap
terjadinya emesis gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan
makanan berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan bervitamin B6 rendah lebih
berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu.
Kurang makan, kurang tidur atau istirahat dan stress dapat memperburuk rasa
mual (Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan).
c.
Tanda
Dan Gejala Emesis Gravidarum
Tanda-tanda emesis gravidarum
berupa :
1) Rasa
mual, bahkan dapat sampai muntah
Mual
dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi
dapat pula terjadi setiap saat.
2) Nafsu
makan berkurang
3) Mudah
lelah
4) Emosi
yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal,
tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi
terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh.
Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena
dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.
d.
Pengaruh
Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin
Emesis
merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap
kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan
berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko
terajadinya gangguan pada kehamilan.
Wanita-wanita
hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami
dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula
terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma
Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal (Wiknjosastro, 1999).
e.
Tanda-tanda dehidrasi :
1)
Berat badan menurun
2)
Denyut nadi meningkat
(120 x / menit dan terus naik)
3)
Tekanan darah menurun
(diastolik 50 mmHg dan terus turun)
4)
Mata cekung
5)
Elastisitas kulit
menghilang
Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi
pada ibu hamil maka, ia harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau
tenaga kesehatan lainnya.
Ada
mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak
perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami mual
hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi
perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307
orang melahirkan bayi laki-laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan (Panduan
Lengkap Perawatan Kehamilan).
Bayi-bayi dari wanita yang menderita
hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan
dan pertumbuhan yang sedikit terbelakang.
Pencegahan
terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang
fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan
gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tetapi lebih sering.
f. Hal-hal
Yang Harus Dilakukan Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum
1)
Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi
besar, malam hari cukup porsi kecil.
2)
Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang
dapat menimbulkan rasa mual.
3)
Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk
dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.
4)
Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat
tidur secara perlahan-lahan.
5)
Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga ringan,
berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan
muntah di pagi hari.
6)
Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6 mencegah dan
mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut
aturan dokter.
g.
Hal-hal
Yang Harus Dihindari
1)
Hindari mengkonsumsi
makanan yang berminyak atau digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna.
2)
Hindarilah minuman yang
mengandung kafein seperti kopi, cola.
3)
Hindari menyikat gigi
begitu selesai makan
Bagi
beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya
dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga
pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.
4)
Hindari bau-bau yang
tidak enak atau sangat menyengat.
Bau
menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat menimbulkan
rasa mual dan muntah.
5)
Hindari mengenakan
pakaian yang ketat.
Pakaian
yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan
dapat memperburuk rasa mual.
C. Hiperemesis
Gravidarum
a.
Pengertian Hiperemesis
Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah
mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari sehingga keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi
(Mochtar, 1998).
Hiperemesis
diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan
(Farrer, 1999).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana wanita tidak dapat
menyesuaikan dengan keadaan mual dan muntah yang wajar dan sering kedapatan
pada kehamilan trimester I, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu
dan keadaan umum menjadi buruk (Prawirohardjo, 2005).
b.
Etiologi
Penyebab
Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa
faktor yang telah ditemukan yaitu :
1) Faktor
presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda.
2) Masuknya
vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan
faktor organik.
3) Alergi
sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4) Faktor
psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, serta takut terhadap
tanggug jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
c.
Patologi
1) Hati
Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler.
Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler.
2) Jantung
Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini sejalan dengan lamanya penyakit.hsdddddddddddddddddddd
Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini sejalan dengan lamanya penyakit.hsdddddddddddddddddddd
3) Otakbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
Ada kalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati wernicle dapat dijumpai.
Ada kalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati wernicle dapat dijumpai.
4) Ginjalmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada tabulikonturti.
Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada tabulikonturti.
- Tanda
dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan.
1) TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg
Mual terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
Mual terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
2) TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajnd
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterik, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tekanan darah turun, hemokonsentrasi, oligouria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
3) TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati werniele, dengan gejala : nistagmus, dipolpia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
- Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis
Gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan
muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis
Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat
mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.JJ
- PenatalaksanaanMSDVCSDFDVFD
1) Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
Sedativa yang siring diberikan adalah phenobarbital, vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histamika juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin pada keadaan lebih kuat diberikan antimetik seperti disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin.
2) IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Catat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3) TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4) CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJGS
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5) PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJJ
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya
a)
GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH
(1) Delirium
(2)jiApatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk
(3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
(3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b)nGangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJS
(1)nPendarahanbretina
(1)nPendarahanbretina
(2) Kemunduran penglihatan
c) GangguanmfaalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVCSMDVH
(1) Hatibdalambbentukbikterus
(2) Ginjalbdalambbentukbanuria
(3)nJantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
(4) Tekanan darah menurun
g.
Diet
Hiperemesis Gravidarum
1)
Tujuan
Diet pada hiperemesis
gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol
asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
2)
Syarat
Diet hiperemesis
gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah:
a) Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari
kebutuhan energi total
b)
Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
c) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
c) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e)
Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan
sering dalam porsi kecil
f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam
g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam
g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
3)
Macam-macambDiet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis
gravidarum, yaitu:
a)bDietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
b)nDietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
c)nDietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4) Makanan
yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a) Roti panggang, biskuit, crackers
b) Buah segar dan sari buah
c) Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
a) Roti panggang, biskuit, crackers
b) Buah segar dan sari buah
c) Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet
hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran
pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan
yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.
D.
Karakteristik
Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
a. Gravida
Faktor presdisposisi
yang sering ditemukan sebagai penyebab hiperemesis gravidarum adalah pada
primigravida (Prawihardjo, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh
primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat
kestresan dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama (Nining, 2009).
Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80%
pada primigravida dan 40-60% pada multigravida (Prawihardjo, 2009).
b. Mola
hidatidosa
Faktor presdisposisi
yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatiodosa. Frekuensi yang tinggi
pada mola hidatidosa memimbulkan dugaan
bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawihardjo, 2005).
c. Kehamilan
ganda
Penyebab hiperemesis
gravidarum lainnya adalah pada kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada kehamilan
ganda juga memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan (Prawihardjo,
2005).
d. Pendidikan
Kejadian hiperemesis
pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan rendah,
karena secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih rendah cenderung
kurang memperhatikan kesehatan diri dan kehamilannya (Prawihardjo, 2005).
e. Psikologik
Faktor psikologik
memegang peranan yang penting pada hiperemesis gravidarum, rumah tangga retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, serta takut terhadap
tanggug jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Prawirohardjo, 2005).
BAB
III
KERANGKA KONSEP DAN
DEFINISI OPERASIONAL
A.
Kerangka
Konsep
Dalam
penelitian ini, penulis tertarik meneliti karakteristik ibu hamil yang
mengalami hiperemesis dengan menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu
untuk melihat gambaran hasil analisa pada variabel independen dan variabel
dependen dari karakteristik ibu hamil yang mengalami hipermesis. Variabel
independen yang diteliti meliputi faktor karakteristik gravida, mola hidatidosa,
kehamilan ganda, pendidikan dan pekerjaan.
Gambar 3.1
Kerangka Konsep
Penelitian
Karakterisrtik
Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Di Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang Tahun 2007-2008
|
|
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Karakterisrtik
Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Di Rumah
Sakit Umum Daerah Karawang tahun 2007-2008
No
|
Variabel
|
Definisi
|
Alat
ukur
|
Cara
Ukur
|
Hasil
ukur
|
Skala
|
1.
|
Hiperemesis Gravidarum
|
Mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari.
|
Lembar isian
|
Isian
|
1. Tingkat I
2. Tingkat II
3. Tingkat III
|
Ordinal
|
2.
|
Gravida
|
Jumlah
kehamilan yang pernah dialami ibu
|
Lembar isian
|
Isian
|
1. Primigravida (kehamilan pertama)
2. Multigravida (kehamilan ke-2
– 4)
3. Grande gravida (kehamilan >4)
|
Ordinal
|
3.
|
Mola hidatidosa
|
Kehamilan
di mana setelah fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio,
kavum uteri hanya terisi oleh jaringan seperti rangkaian buah anggur.
|
Lembar isian
|
Isian
|
1. Mengalami
2. Tidak mengalami
|
Ordinal
|
4.
|
Kehamilan ganda
|
Kehamilan
di mana pada proses fertilisasi menghasilkan janin lebih dari satu
|
Lembar isian
|
Isian
|
1. Mengalami
2. Tidak Mengalami
|
Ordinal
|
5.
|
Pendidikan
|
Tingkat
pendidikan formal yang pernah diikuti
ibu
|
Lembar isian
|
Isian
|
1. Tidak sekolah
2.Tamat SD
3.Tamat SMP
4.Tamat SMA
5.Tamat PT(D3/SI)
|
Ordinal
|
6.
|
Pekerjaan
|
Status
pekerjaan ibu
|
Lembar isian
|
Isian
|
1. Bekerja
2. Tidak Bekeraja
|
Ordinal
|
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desain
Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara
deskriptif dengan menggunakan desain pnelitian cross sectional yaitu melakukan
analisa pada variabel-variabel penelitian yang meliputi hiperemesis gravidarum
sebagai variabel dependen dan variabel independen meliputi gravida, mola
hidatidosa, kehamilan ganda, pendidikan, dan pekerjaan, dimana hasilnya berupa
gambaran distribusi frekuensi dari hasil analisis variabel dependen dan variabel
independen pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit
Umum Daerah Karawang tahun 2007-2008.
B.
Populasi
dan Sampel
a.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang pada tahun 2007-2008 yaitu sebanyak 38 orang.
b.
Sampel
Sampel yang diteliti adalah seluruh
populasi yang telah memenuhi kriteria dari seluruh ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang pada tahun 2007-2008
yaitu sebanyak 38 orang.
C.
Sumber
dan Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan jenis data sekunder yang bersumber dari data rekam medik Rumah
Sakit Umum Daerah Karawang tahun 2007-2008.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari dua variabel,
yaitu variabel dependen
dan variabel independen. Varibel independen dalam penelitian ini
adalah gravida, mola
hidatidosa, kehamilan ganda, pendidikan, pekerjaan dan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah
karakteristik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Karawang tahun 2007-2008.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan lembar isian sebagai alat untuk mendata ulang dari data
rekam medik dari Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang tahun 2007-2008.
F.
Cara Pengambilan Data
Data
penelitian diperoleh dengan cara mengumpulkan data yang telah memenuhi kriteria
pengambilan sampel (variabel-variabel penelitian yang telah terpenuhi atau lengkap)
yang dimbil dari data rekam medik dan dikelompokkan pada lembar isian
penelitian untuk selanjutnya dilakukan analisa variabel penelitian.
G.
Pengolahan Data dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
a.
Editing
Melakukan
penyuntingan data pada variabel
penelitian yang telah diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah
Karawang tahun 2007-2008 dengan memeriksa kelengkapan data dan kesesuaian dalam
pemenuhan kriteria yang diambil untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam pengisian.
b.
Coding
Untuk memudahkan klasifikasi data yang sesuai dengan definisi oprasional pada
masing-masing variabel penelitian. Adapun pemberian kode pada data variabel
penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Pada variabel
hiperemesis gravidarum pemberian kode berdasarkan kelompok, dimana kode 1 untuk
kelompok tingkat I, kode 2 untuk kelompok tingkat II, dan kode 3 untuk kelompok tingkat III.
2. Pada
variabel gravida pemberian kode berdasarkan kelompok, dimana kode 1 untuk
kelompok primi gravida (kehamilan pertama), kode 2 untuk kelompok multi gravida
(kehamilan ke-2 – 4), dan kode 3 untuk mkelompok grande gravida (kehamilan
>4).
3. Pada
variabel mola hidatidosa pemberian kode berdasarkan kelompok, dimana kode 1
untuk kelompok mengalami dan kode 2 untuk kelompok tidak mengalami.
4. Pada
variabel kehamilan ganda pemberian kode berdasarkan kelompok, dimana kode 1
untuk kelompok monozigotik (satu telur, identik) dan kode 2 untuk kelompok
dizigotik (dua telur, fraternal).
5. Pada
variabel pendidikan pemberian kode berdasarkan kelompok, dimana kode 1 untuk
kelompok tidak sekolah, kode 2 untuk kelompok tamat SD, kode 3 untuk kelompok tamat
SMP, kode 4 untuk kelompok tamat SMA, dan kode 5 utuk kelompok tamat PT (D3/S1).
6. Pada variabel status pekerjaan pemberian kode
berdasarkan kelompok, dimana kode 1 untuk kelompok bekerja dan kode 2 untuk
kelompok tidak bekerja.
c.
Tabulating
Yaitu mengelompokan data tersebut kedalam tabel pada lembar isian, sesuai dengan tujuan penelitian yang terlebih dahulu penghitungan
data dimasukkan secara manual.
d.
Entry
Setelah data diberi kode, selanjutnya dimasukkan ke dalam komputer.
2.
Analisa Data
Dalam penelitian ini analisa data yang
digunakan adalah analisa data univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap
tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya
menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel karena penelitian ini
ingin mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi masin–masing variabel yang
diteliti. Dilakukan dengan menggunakan rumus :
|
f : frekuensi
n : Jumlah Populasi
p : presentasi
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian
karya tulis ini dilaksanakan di RSUD Karawang terhitung bulan Juli 2009.
Populasidalam penelitian ini adalah ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum,
variabel yang diteliti adalah hiperemesis gravidarum, gravida, mola hidatidosa,
kehamilan ganda, pendidikan, status pekerjaan.
A. Hasil
Analisis Data Variabel Hiperemesis Gravidarum
Tabel
5.1
Distribusi
Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Berdasarkan
Hiperemesis Gravidarum dengan data kategorik
di RSUD
Karawang Tahun 2007-2008
No.
|
Hiperemesis
Gravidarum
|
Frekuensi
|
Persentese (%)
|
1.
|
Tingkat
I
|
30
|
78,9
|
2.
|
Tingkat
II
|
8
|
21,1
|
3.
|
Tingkat
III
|
0
|
0
|
Jumlah responden
|
38
|
100
|
Hasil
analisa penelitian (tabel 5.2) menunjukan dari 38 responden ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum yang tertinggi adalah pada tingkat I sebanyka 30
orang (78,9 %) dan yang terendah pada tingkat III yaitu tidak ada yang
mengalami (0%).
B. Hasil
Analisis Data Variabel Gravida
Tabel
5.2
Distribusi
Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Berdasarkan Gravida di
RSUD Karawang Tahun 2007-2008
No.
|
Variabel
|
Nilai
Terendah
|
Nilai
Tertinggi
|
Rata-rata
|
Median
|
Modus
|
1.
|
Gravida
|
1
|
4
|
1,63
|
1
|
1
|
Dari
tabel 5.1 dapat diketahui dari 38 raponden ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum berdasarkan gravida terendah kehamilan pertama sedangkan tertinggi
kehamilan ke 4 dengan rata-rata 1 dan median 1
Tabel
5.3
Distribusi
Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Berdasarkan Gravida di
RSUD Karawang Tahun 2007-2008
No.
|
Gravida
|
Frekuensi
|
Persentese (%)
|
1.
|
Primi
Gravida
|
22
|
57,9
|
2.
|
Multi
Gravida
|
14
|
36,8
|
3.
|
Grande
Gravida
|
2
|
5,3
|
Jumlah responden
|
38
|
100
|
Hasil
analisa penelitian (tabel 5.3) menunjukan dari 38 responden ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan gravida yang tertinggi adalah
primi gravida sebanyak 22 orang (57,9 %) dan yang terendah adalah grande
gravida sebanyak 2 orang (5,3%).
C. Hasil
Analisis Data Mola Hidatidosa
Tabel
5.4
Distribusi
Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Berdasarkan Mola
Hidatidosa dengan Data Kategorik
Di RSUD
Karawang Tahun 2007-2008
No.
|
Mola Hidatidosa
|
Frekuensi
|
Persentese (%)
|
1.
|
Mengalami
|
0
|
0
|
2.
|
Tidak
Mengalami
|
38
|
100
|
Jumlah responden
|
38
|
100
|
Hasil
analisa penelitian (tabel 5.4) menunjukan dari 38 responden ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum seluruhnya tidak ada yang mengalami mola hidatidosa.
D. Hasil
Analisis Data Variabel Kehamilan Ganda
Tabel
5.5
Distribusi
Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Berdasarkan Kehamilan
Ganda dengan Data Kategorik
Di RSUD
Karawang Tahun 2007-2008
No.
|
Kehamilan Ganda
|
Frekuensi
|
Persentese (%)
|
1.
|
Mengalami
|
0
|
0
|
2.
|
Tidak
Mengalami
|
38
|
100
|
Jumlah responden
|
38
|
100
|
Hasil
analisa penelitian (tabel 5.5) menunjukan dari 38 responden ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada yang mengalami kehamilan ganda.
E. Hasil
Analisis Data Variabel Pendidikan
Tabel
5.6
Distribusi
Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Berdasarkan Pendidikan
dengan Data Kategorik
Di RSUD
Karawang Tahun 2007-2008
No.
|
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Persentese (%)
|
1.
|
Tidak
Sekolah
|
4
|
10,5
|
2.
|
SD
|
7
|
18,4
|
3.
|
SMP
|
5
|
13,2
|
4.
|
SMA
|
19
|
50
|
5.
|
Tamat
PT (D3/S1)
|
3
|
7,9
|
Jumlah responden
|
38
|
100
|
Hasil
analisa penelitian (tabel 5.6) menunjukan dari 38 responden ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan pendidikan yang tertinggi adalah
SMA sebanyak 19 orang (50%) dan yang terendah adalah tamat PT (D3/S1) sebanyak
3 orang (7,9 %).
F. Hasil
Analisis Data Variabel Status Pekerjaan
Tabel
5.7
Distribusi
Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Berdasarkan Status
Pekerjaan dengan Data Kategorik
Di RSUD
Karawang Tahun 2007-2008
No.
|
Status Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Persentese (%)
|
1.
|
Bekerja
|
12
|
31,6
|
2.
|
Tidak
Bekerja
|
26
|
68,4
|
Jumlah responden
|
38
|
100
|
Hasil
analisa penelitian (tabel 5.7) menunjukan dari 38 responden ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan status pekerjaan yang tertinggi adalah
tidak bekerja sebanya 26 orang (68,4%) dan yang terendah adalah bekerja
sebanyak 12 orang (31,6%).
G. Hasil
Analisis Data Variabel Jenis Pekerjaan
Tabel
5.8
Distribusi
Frekuensi Responden yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Berdasarkan Pendidikan
dengan Data Kategorik
Di RSUD
Karawang Tahun 2007-2008
No.
|
Jenis Pekerjaan
|
Frekuensi
|
Persentese (%)
|
1.
|
Ibu
Rumah Tangga
|
26
|
68,4
|
2.
|
Pegawai
Swasta
|
6
|
15,8
|
3.
|
Wiraswasta
|
2
|
5,3
|
4.
|
Pegawai
Negeri
|
4
|
10,5
|
Jumlah responden
|
38
|
100
|
Hasil
analisa penelitian (tabel 5.8) menunjukan dari 38 responden ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum berdasarkan jenis pekerjaan yang tertinggi
adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 26 orang (68,4%) dan yang terendah
adalah wiraswasta yaitu sebanyak 2 orang
(5,3%).
BAB VI
PEMBAHASAN
A.
Keterbatasan
Penelitian
Keterbatasan yang penulis rasakan
dalam melakukan penelitian ini adalah pada waktu proses permohonan izin pengambilan
data di RSUD Karawang yang terkesan lambat.
B.
Pembahasan
Hasil Penelitian Terhadap Teori
Pada bab ini akan
dikemukakan teori dan penelitian sebelumnya, seperti yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya bahwa gambaran kejadian hiperemesis gravidarum pada kehamilan
yang ditinjau dari beberapa variabel yaitu hiperemesis gravidarum, gravida, mola
hidatidosa, kehamilan ganda, pendidikan, dan status pekerjaan.
- Hiperemesis Gravidarum
Pada
masa hamil wanita umumnya mengalami nausea dan vomitus yakni gejala klinis dari
hiperemesis gravidarum, gejala tersebut biasanya terjadi pada kehamilan bulan
ke dua sampai ke empat, muntah-muntah yang hebat akan menyebabkan dehidrasi,
asidosis karena kelaparan, alkalosis karena kehilangan asam hidroklorik dan
hipokalasemia. (Titik Nurhayati,2008)
Hiperemesis Gravidarum,
menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan. (Prawirohardjo,
2005). Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum di RSUD Karawang Periode Tahun 2007-2008 yaitu tingkat I sebanyak 30
orang (78,9%,), tingkat II sebanyak 8 orang (21,1%), dan tingkat III tidak ada
(0%). Hasil penelitian di RSUD Karawang berdasarkan tingkat hiperemesis
gravidarum, frekuensi tertinggi di dapatkan pada tingkat I.
Hasil pre
survei (Titik Nurhayati, 2008) di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2008 terrdapat kebanyakan ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum tingkat I.
.
- Gravida
Distribusi frekuensi gravida ibu
yang mengalami hiperemesis gravidarum yaitu ibu primi gravida sebanyak 22 orang
(57,9%), multi gravida sebanyak 14 orang (36,8%) sedangkan grande gravida
sebanyak 2 orang (5,3%).
Hasil pre
survei (Titik Nurhayati, 2008) di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2008 sebanyak 58 kasus
hiperemesis gravidarum. Dari jumlah
tersebut 1 orang (1,72%) dengan kehamilan pertama.
Menurut Sarwono Prawirohardjo tahun
2005, faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab hiperemesis
gravidarum adalah pada primi gravida. Hasil penelitian di RSUD Karawang Tahun
2007-2008 sesuai dengan teori, frekuensi tertinggi hiperemesis gravidarum didapatkan
pada ibu primi gravida, karena pada ibu primi gravida cenderung memiliki
pengetahuan yang yang kurang mengenai bagaimana cara menjaga kehamilannya.
- Mola Hidatidosa
Faktor presdisposisi
yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatiodosa. Frekuensi yang tinggi
pada mola hidatidosa memimbulkan dugaan
bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan (Prawihardjo, 2005).
Berdasarkan distribusi frekuensi
ibu hiperemesis gravidarum di RSUD Karawang tidak ada yang mengalami mola
hidatidosa, demikian juga yang terjadi di RSUD Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2008 (Titik Nurhayati, 2008).
Menurut
pendapat penulis berdasarkan informasi yang didapat dari pihak RSUD Karawang,
tidak adanya ibu hamil dengan mola hidatidosa yang mengalami hiperemesis gravidarum
di RSUD Karawang tahun 2007-2008, karena saat ini faktor psikologis lebih
dominan sebagai faktor pemicu terjadinya hiperemesis di RSUD Karawang.
- Kehamilan Ganda
Penyebab hiperemesis
gravidarum lainnya adalah pada kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada kehamilan
ganda juga memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan (Prawihardjo,
2005).
Berdasarkan distribusi
frekuensi ibu hiperemesis gravidarum di RSUD Karawang tidak ada yang mengalami kehamilan
ganda, sedangkan di RSUD Menggala Kabupaten
Tulang Bawang Tahun 2008 hanya terjadi pada sebagian kecil saja ibu dengan
hiperemesis gravidarum (Titik Nurhayati, 2008).
Menurut
pendapat penulis, hal ini juga disebabkan karena saat ini faktor psikologis lebih
berpengaruh terhadap terjadinya hiperemesis gravidarum di RSUD Karawang tahun
2007-2008.
- Pendidikan
Kejadian hiperemesis
pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan rendah,
karena secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih rendah cenderung
kurang memperhatikan kesehatan diri dan kehamilannya (Prawihardjo, 2005).
Hasil pre
survei (Titik Nurhayati, 2008) di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2008 terdapat sebanyak 58 kasus
hiperemesis gravidarum. Dari jumlah tersebut hampir
separuh berlatar belakang pendidikan sekolah dasar (SD) yang berjumlah 27 orang
(46,6%),
Berdasarkan distribusi frekuensi pendidikan
ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum, tidak sekolah sebanyak 4 orang (10,5%),
SD sebanyak 7 orang (18,4%), SMP sebanyak 5 orang (13,2%), SMA sebanyak 19
orang (50%), Perguruan tinggi 3 orang (7,9%).
Hal ini tidak sesuai dengan teori,
frekuensi hiperemesis gravidarum tertinggi berdasarkan tingkat pendidikan yaitu
pada ibu hamil dengan pendidikan terakhir SMA (50%).
- Status Pekerjaan
Faktor psikologik
memegang peranan yang penting pada hiperemesis gravidarum, rumah tangga retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, serta takut terhadap
tanggug jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup (Prawirohardjo, 2005).
Berdasarkan distribusi frekuensi
status pekerjaan ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum, tidak bekerja
sebanyak 26 orang (68,4%), bekerja sebanyak 12 orang (31,6%).
Berdasarkan distribusi frekuensi
jenis pekerjaan ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum, ibu rumah tangga
sebanyak 26 orang (68,4%), pegawai swasta sebanyak 6 orang (15,8%), wiraswasta
sebanyak 2 orang (5,3%), dan pegawai negeri sebanyak 4 orang (10,5%).
Hasil pre
survei (Titik Nurhayati), di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2008 terdapat sebanyak 58 kasus
hiperemesis gravidarum. Dari jumlah tersebut karakteristik
responden berdasarkan pekerjaan Ibu hampir separuh bekerja sebagai tani yaitu
berjumlah 29 orang (50,0%).
Penulis dapat menyimpulkan berdasarkan
teori yang telah dikemukakan, data yang telah didapat dan informasi dari pihak
rumah sakit bahwa hiperemesis gravidarum sering terjadi pada ibu hamil yang
tidak bekerja karena adanya kesukaran hidup yang hanya mengandalkan pendapatan
suami atau karena rutinitas ibu di rumah yang membosankan berkaitan dengan
faktor psikologis sebagai faktor pemicu terjadinya hiperemesis gravidarum.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Sebagian
besar ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUD Karawang tahun 2007-2008
sebanyak 38 orang dengan variabel hiperemesis gravidarum tertnggi pada grade I
yaitu 78,9%.
3. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum didapatkan dari gravida sebagian besar pada primi gravida yaitu
sebanyak 57,9%.
4. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum didapatkan dari mola hidatidosa yaitu 0%.
5. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum didapatkan dari kehamilan ganda yaitu 0%.
6. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum didapatkan dari pendidikan sebagian besar pada SMA yaitu sebanyak 50%.
7. Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum didapatkan dari status pekerjaan sebagian besar tidak bekerja yaitu
sebagai ibu rumah tangga sebanyak 68,4%.
B.
Saran
1.
Bagi
tenaga kesehatan/ RS
diharapkan tenaga kesehatan
menerapkan ilmu pengetahuan yang berkembang dan meningkatkan keterampilan
khususnya hal–hal yang berkaitan dengan indikasi hiperemesis gravidarum. Dalam melakukan
tindakan harus sesuai dengan prosedur/standar pelayanan. Pada ibu hamil yang yang
memeriksakan diri hendaknya dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan
senantiasa memberikan pendidikan kesehatan mengenai hiperemesis gravidarum.
2.
Bagi
ibu hamil dan bersalin
Ibu hamil dan bersalin
dianjurkan untuk mencari informasi dan
banyak bertanya pada tenaga kesehatan tentang hiperemesis gravidarum,
salah satunya dengan melakukan pemeriksaan rutin.
3.
Bagi
peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya
diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan acuan dengan
mengembangkan variabel yang lebih lengkap dan penulisan menggunakan desain yang
lebih bagus serta sampel yang lebih representatif.
4.
Bagi
pendidikan
Dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi
para mahasiswa dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kemampuan mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang
professional. Juga dapat dijadikan sebagai masukan dalam menambah wawasan ilmu
pengetahuan pembaca tentang plasenta previa selama kehamilan.
5.
Bagi
penulis
Penelitian ini
sangat berguna untuk menambah pengalaman
dalam penelitian sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang didapatkan
selama perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Derek Liewellyn Johes. 2001.
Dasar – dasar Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : Hipokrates
2.
Manuaba,
Ida Bagus Gede. 2006. Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
3.
Mochtar,
Rustam. 2006. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGC
4.
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. .Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
5.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku
Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
6.
Nurhayati, Titik. 2008.
Karakteristik
Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Ruang Kebidanan Di Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2008. Tulang
Bawang.
7. Farrer,
Hellen. http://blog.asuhankeperawatan.com/414askep/2009/02/20/
8. Mochtar,
Rustam. http://blog.asuhankeperawatan.com/414askep/2009/02/20/
LEMBAR ISIAN
KARAKTERISTIK
IBU HAMIL YANG MENGALAMI
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KARAWANG
TAHUN 2007-2008
NO.
|
NAMA
|
HIPEREMESIS
GRAVIDARUM
(ordinal)
1. Tingkat I
2. Tingkat II
3. Tingkat III
|
GRAVIDA
(nominal)
|
GRAVIDA
(ordinal)
1. Primi
2. Multi
3. Grand
|
MOLA
HIDATIDOSA
(ordinal)
1. Mengalami
2. Tidak
Mengalami
|
KEHAMILAN
GANDA
(ordinal)
1. Mengalami
2. Tidak
Mengalami
|
PENDIDIKAN
(ordinal)
1. Tidak Sekolah
2. Tamat SD
3. Tamat SMP
4. Tamat SMA
5. Tamat PT
(D3/S1)
|
PEKERJAAN
(ordinal)
1. Ibu Rumah
Tangga
2. Pegawai
Swasta
3. Wiraswasta
4. Pegawai
Negeri Sipil
|
1.
|
Ny. P
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4
|
2
|
2.
|
Ny. I
|
1
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
3.
|
Ny. H
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
4.
|
Ny. S
|
1
|
3
|
2
|
2
|
2
|
4
|
1
|
5.
|
Ny. M
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
1
|
6.
|
Ny. U
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4
|
1
|
7.
|
Ny. R
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
2
|
8.
|
Ny. S
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
5
|
4
|
9.
|
Ny. S
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
1
|
10.
|
Ny. S
|
1
|
3
|
2
|
2
|
2
|
4
|
1
|
11.
|
Ny. L
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
2
|
12.
|
Ny. O
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3
|
1
|
13.
|
Ny. A
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
1
|
14.
|
Ny. Y
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
4
|
1
|
15.
|
Ny. M
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
2
|
16.
|
Ny. A
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
2
|
17.
|
Ny. S
|
1
|
4
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
18.
|
Ny. M
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
19.
|
Ny. N
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3
|
1
|
20.
|
Ny. D
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3
|
1
|
21.
|
Ny. N
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
4
|
22.
|
Ny. C
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
3
|
23.
|
Ny. R
|
1
|
4
|
3
|
2
|
2
|
3
|
1
|
24.
|
Ny. T
|
2
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
25.
|
Ny. Y
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
1
|
26.
|
Ny. B
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
5
|
4
|
27.
|
Ny. G
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
1
|
28.
|
Ny. S
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
5
|
4
|
29.
|
Ny. S
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
1
|
30.
|
Ny. M
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
31.
|
Ny. R
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4
|
4
|
32.
|
Ny. M
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
4
|
1
|
33.
|
Ny. T
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
3
|
34.
|
Ny. D
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
3
|
1
|
35.
|
Ny. A
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
36.
|
Ny. U
|
1
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
37.
|
Ny. K
|
1
|
3
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
38.
|
Ny. M
|
1
|
1
|
1
|
2
|
2
|
4
|
1
|